Rabu, 11 April 2012

kumpulan tweet nasehat islami para ulama


kumpulan tweet nasehat islami para ulama
“Jika tanganmu terlalu “pendek” untuk membalas kebaikan sahabatmu, maka “panjangkanlah lisanmu” dengan memperbanyak terima kasih dan mendo’akannya”
— @almonajjid -Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA sekilas tentang beliau klik di sini.
“Keamanan terbesar bagi seorang insan adalah ia bisa leluasa memperbaiki amalannya, serta dapat menjauhkan dirinya dari kesalahan dan dosa.”
— @Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
“Banyak diantara kita sering membicarakan niat dan maksud seseorang tentang apa yang mereka kerjakan. Tidak bisakah kita hanya memperhatikan niat dan tujuan kita masing-masing terhadap apa yang kita kerjakan sendiri..”
— @Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
“Wahai Al Mushlih! Wahai orang yang melakukan perbaikan! Allah ingin menjaga agama-Nya melalui dirimu, bukan menjaga duniamu dengan menggunakan agama-Nya (!). Karenanya jika hilang sesuatu dari duniamu di jalan agamamu, maka itu adalah konsekuensi dari perjanjianmu dengan Rabb-mu. Karena sungguh Allah telah membeli jiwamu…”
— @AbdulazizTarifi Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA
“Tersenyum dan tertawa itu baik karena dapat meringankan beban. Akan tetapi tentu dalam batas-batas yang tidak mengesampingkan akhlaq dan kehormatan kita. Nabi juga tersenyum dan bercanda dan beliau tidak berkata kecuali kebenaran.”
— @_salehalsultan (Dr. Shalih As Sulthan, Dosen Fakultas Syariah Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
“Membangun SDM dan mendidik akal, lebih utama dari membangun menara-menara dan meluaskan lahan pertanian”
— @s_almajed Syaikh Sulaiman Al Majid, Anggota majelis syura Saudi Arabia, pengasuh berbagai majelis ilmu di kota Riyadh, website beliau www.salmajed.com 
“Saat umat ini menghadapi musuh-musuhnya dengan “tahmisyan”, keliru, maka tunggulah saatnya untuk “tahsyiman”, hancur”
— @s_almajed Syaikh Sulaiman Al Majid, Anggota majelis syura Saudi Arabia, pengasuh berbagai majelis ilmu di kota Riyadh, website beliau www.salmajed.com 
“Allah berfirman, “Apakah kamu tidak melihat orang yang berpaling (dari al Quran)? Dia memberi sedikit lalu menahan sisanya” (An Najm: 33-34). Makna “menahan sisanya” adalah “memutuskannya”. Maka ayat ini mengandung dorongan untuk tetap konsisten dalam beramal shalih dan celaan bagi orang yang beramal baik kemudian putus atau tidak konsisten”
— @slah1971 Dr. Shalah Budair, imam dan khatib Masjid Nabawi Asy Syarif dan Hakim di mahkamah agung Madinah Nabawiyah
“Ketika orang mengkritikmu atau mencelamu, maka perhatikan celaannya. Apabila ada kekurangan itu pada dirimu, maka perbaikilah langkahmu dan luruskan kesalahanmu. Namun apabila kekurangan itu tidak ada pada dirimu, berkatalah, “Alhamdulillah”, dan janganlah celaan itu mengganggu langkahmu”
— @Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
“Definisi orang miskin : orang yang merasa tidak cukup atas rezeki yang telah diperolehnya.”
— @almonajjid -Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA sekilas tentang beliau klik di sini.
“Ketika engkau meninjau hasil yang telah engkau dapat, jangan berkata bahwa itu cukup, namun katakan “Aku ingin lebih dari ini!”, niscaya engkau akan mudah mencapainya.”
— @Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
“Aku cermati sejarah 30 negeri yang telah hancur, dan aku dapati bahwa kehancuran negeri-negeri tersebut berawal dari penyakit yang dihembuskan dari dalam melalui tangan kaum munafiqin, kemudian barulah musuh-musuh dari luar melemahkan dan menguasai negeri-negeri tersebut.”
— @AbdulazizTarifi Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA
“Saat pakaian kita kotor, kita pasti akan segera mencucinya. Namun apakah demikian juga yang kita lakukan dengan hati kita? Cara mencuci hati adalah degnan tangisan air mata penyesalan dan ucapan istighfar serta senantiasa berdzikir mengingat Allah Ta’ala”
— @Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
“Membantah pelaku bid’ah jika tidak dimaksudkan untuk menjelaskan kebenaran, memberi petunjuk kepada manusia, atau mengasihi dan berbuat baik kepada mereka (melalui bantahan tersebut), maka itu bukanlah termasuk amal shalih”
— Ibnu Taimiyah via @assdais Syaikh Abdurrahman bin Shalih As Sudais, penulis kitab-kitab ilmiah diantaranya Syarh ‘Aqidah Ath Thahawiyah, beberapa artikel beliau dalam masalah hadits dapat dibaca di sini.
“Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Berlindunglah kepada Allah dari khusyu’ nifaq”, maksudnya ialah khusyu’ yang nampak terlihat dari tingkah laku, namun tidak diiringi khusyu’nya hati. Sabda Nabi, “Hal pertama yang dihilangkan dari ummatku ialah rasa khusyu’”
— @mishari_alafasy Syaikh Misyari Rasyid Al Afasy, qari’ yang masyhur di Timur Tengah dan Indonesia, Imam Masjid besar Kuwait dan alumnus Universitas Islam Madinah Fakultas Studi Islam dan Al Qur’an
“Ciri-ciri orang bodoh : diam dari apa yang bermanfaat untuk dirinya, dan bicara akan hal-hal yang justru akan memberinya madharat”
— Ibnu Hazm via @Dr_Alsadhan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As Sadhan, salah seorang murid Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Doktor dalam ilmu Ushuluddin Universitas Al Imam. Biografi selengkapnya klik di sini.
“Saat si bodoh merasa “ikhlas” dengan kebodohannya, di saat itulah si ‘alim tengah bersedih dengan ilmunya”
— @AbdulazizTarifi Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuhmu maka ambillah dia sebagai musuh” (QS. Faathir : 6). Ibnu Katsir berkata setelah ayat ini : Kita memohon kepada Allah agar Dia juga menjadikan kita sebagai musuh syaitan.”
— @slah1971 Dr. Shalah Budair, imam dan khatib Masjid Nabawi Asy Syarif dan Hakim di mahkamah agung Madinah Nabawiyah
“Nasihatku untuk setiap muslim, jangan jadikan hari-harimu berlalu tanpa membaca Al Qur’an atau mendengarnya, walaupun satu halaman saja. Boleh jadi Allah memberimu rahmat-Nya karena amalanmu itu.”
— @slah1971 Dr. Shalah Budair, imam dan khatib Masjid Nabawi Asy Syarif dan Hakim di mahkamah agung Madinah Nabawiyah
“Sesungguhnya yang menyebabkan kita mampu senantiasa memperbaiki rangkaian amal, adalah sikap muhasabah (introspeksi) yang diterapkan di seluruh amalan yang dikerjakan”
— @almonajjid -Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA sekilas tentang beliau klik di sini.

Tidak ada komentar: