Rabu, 11 April 2012

CAMBUK HATI (Silsilah Petunjuk Dan Cahaya)


cinta pacaran
Imam Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246H) rahimahullah berkata:
“Dulu para ‘Ulama saling memberi Wasiat & Menulis Surat kepada yang lain dgn 3 PERKARA: Barangsiapa memperbaiki perkara yang ia sembunyikan, maka Allah akan memperbaiki perkara yang ia tampakkan. Barangsiapa memperbaiki hubungan antara dia dan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan antara dia & manusia. Barangsiapa memperbaiki urusan akhiratnya, maka Allah akan memperbaiki urusan dunianya”
(As-Siyar 19/141)(‘Awaiqu Ath-Tholab karya Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullah)

==========================
“Ketika hati diperbaiki maka dosa-dosa besar terampuni… dan jika seorang hamba bertekad meninggalkan dosa, maka ia akan diliputi hati yang selalu terjaga.
Jangan lupa wahai saudara-saudaraku, bahwa kemewahan dunia akan menyibukkan hati dari memikirkan akhirat… setiap nikmat yang tidak menjadikanmu dekat dengan Allah maka sebenarnya itu adalah bencana.”
tidaklah mentari bersinar di pagi hari melainkan pada hari itu nafsu dan ilmu akan menghampiri penuntut ilmu, lalu keduanya saling bertarung dalam dadanya dengan dahsyatnya… jika ilmunya mengalahkan nafsunya maka hari itu adalah hari keberuntungannya… tetapi jika nafsunya yang mengalahkan ilmunya maka hari itu adalah hari kerugiannya.
Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : “Kenapa perkataan salaf lebih bermanfaat daripada perkataan kita?”
Hamdun menjawab, “Karena mereka berbicara demi kemuliaan Islam, keselamatan manusia dan keridhaan Allah. Sedangkan kita berbicara demi kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ketenaran di hadapan manusia.”
www.almanhaj.or.id
==================================
Merasa Cukup Dengan Alloh
Jika orang lain merasa cukup dengan dunia, maka hendaknya engkau merasa cukup dengan Alloh. Jika mereka berbangga dengan dunia, maka berbanggalah engkau dengan Alloh. Jika mereka merasa tenang dengan orang-orang yang mereka cintai, maka jadikanlah ketenanganmu dengan Alloh. Jika mereka berusaha mengenal dan mendekati raja-raja dan para pembesar mereka untuk meraih kemuliaan dan derajat yang tinggi, maka usahakanlah mengenal dan mencintai Alloh niscaya engkau mendapatkan puncak kemuliaan dan derajat yang tinggi.
Sebagian orang yang zuhud berkata:
“Aku tidak pernah mengetahui ada seorang yang mendengar tentang surga dan neraka kemudian waktu yang dia miliki tidak dia gunakan untuk mentaati Alloh, berdzikir, sholat, membaca al-Qur’an atau berbuat baik.”
Lalu seorang lelaki berkata kepadanya:
“Sesungguhnya aku banyak menangis.”
Orang zuhud tadi berkata:
“Sesungguhnya jika engkau tertawa sedangkan engkau mengakui kesalahanmu, maka hal itu lebih baik dari pada engkau menangis namun engkau mengungkit-ungkit amalanmu. Karena orang yang suka mengungkit amalannya, maka amalannya tidak akan naik melampaui kepalanya.”
Maka lelaki tadi berkata:
“Berikanlah aku nasihat.”
Orang zuhud itu berkata:
“Tinggalkanlah dunia untuk ahli dunia, sebagaimana mereka meninggalkan akhirat untuk ahli akhirat. Jadilah engkau di dunia ini seperti lebah, jika engkau makan, engkau makan sesuatu yang baik, jika engkau memberi makan, engkau memberi makan sesuatu yang baik dan jika engkau jatuh di suatu tempat, engkau tidak akan merusak dan merobeknya.
Diterjemahkan dari kitab “al-Fawaaid” karya al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rohimahulloh, cetakan Daarul ‘Aqiidah halaman 113.
http://gugundesign.wordpress.com/2008/01/10/merasa-cukup-dengan-alloh-2/
==============================
Bagaimana agar seseorang itu menjadi kuat imannya, melaksanakan perintah-perintah Allah dan takut dari azab-Nya ?
Jawaban :
Yaitu dengan membaca kitab Allah ( Al-Qur’an ), mempelajari dan memahami arti dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya dan dengan mempelajari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mengetahui syari’at yang dikandung oleh sunnah tersebut secara rinci dan mengamalkan sesuai dengan tuntunan keduanya dan selalu berpegang kepadanya dalam aqidah, perkataan dan perbuatan, serta selalu menghadirkan perasaan bahwa Allah selalu mengawasinya, dan selalu menghadirkan keagungan Allah, dan mengingat hari akhir dan apa yang ada pada hari akhir tersebut, dari hal hisab, balasan, sangsi, dan mengingat dahsyatnya hari pembalasan tersebut, dan juga dengan bergaul dengan orang-orang shalih yang dikenalnya, serta menjauhi orang-orang yang jahat. Wallahu A’lam
Fatwa Lajnah Daimah, Jld I/360
————-
Berkata Sa’id bin Jubair rahimahullah, “Seseorang tetap dikatakan ‘alim selama dia tetap belajar. Maka apabila dia meninggalkan belajar dan merasa cukup dengan ilmu yang ada padanya, maka dia adalah orang yang paling bodoh. (Tadzkiratus Saami’ wal Mutakallim karya Ibnu Jamaa’ah halaman 183)
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Isra: 36)

Tidak ada komentar: